Bengkulu, SM – Puluhan kontraktor dan konsultan perencanaan, sambangi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Bengkulu, Indonesia, Senin dini hari, meminta pembayaran hasil pekerjaannya.
Harapan itu tampaknya pupus, karena mulai pukulu 18,00 WIB Tahun 2018, hingga pukul 03.23 WIB dini hari Tahun 2019, belum juga ada kejelasan. Keadaan nyaris memanas dengan berbagai teriakan hingga umpatan kekesalan.
“Jangan balik sebelum dicairkan”, teriak seseorang kobtraktor yang membuat suasana kian mencekam.
Sementara Kabid Bina Marga yang sempat dicari, dan ruangan sempat di ketuk pihak kontraktor dan konsultan perencanaan, tak ada sahutan dari dalam ruangan. Mereka tampak kebingungan dan panik.
“Apalagi? Pekerjaan dan kewajiban sudah kami laksanakan. Saya akan nelpon gubernur”, kata Hendri yang mengaku dari CV Arta Lancar.
Dijelaskan para konraktor yang tampak duduk, bahkan ada yang tergeletak menyebar di areal Bidang Bina Marga PUPR Provinsi Bengkulu, mereka akan terus menunggu keputusan pencairan dana mereka dari 37 paket proyek fisik, dengan 116 perencanaan di Bidang Bina Marga.
“Kalau tidak dibayar, bisa masuk penjara kita”, teriak salah seorang perawakan besar ngedumel.
Sementara Kabid Bina Marga yang dihubungi wartawan sempat berkomentar, “Cak mano ndak ngurus tobo itu, Pemda ajo kosong”, katanya via telepon selulernya.
Keadaan kian panik, sekira pukul 3.30 WIB, para pekerja pembangunan Provinsi Bengkulu itu akhirya mendapat solusi, untuk kembali saja besok pagi, mengingat pihak Bina Marga akan mencarikan solusi. Bila tidak, puluhan kontraktor itu di perintahkan untuk menghadap Gubernur Bengkului, Rohidin Mersyah saja, pukul 10 pagi ini. (cik).