BeritaTerbit, Bengkulu – Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II, Elvyn G. Masassya beraudiensi dengan Plt Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah. Mereka membahas rencana pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, di kawasan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, Rabu (26/9).
Ini menindaklanjuti usulan Menteri Pariwisata, Arief Yahya saat berkunjung ke Bengkulu beberapa waktu lalu. Pihak pelindo dalam audensi didampingi Direktur SDM dan Hukum Rizal Ariansyah, General Manager Pelindo II Bengkulu Hambar Wiyadi.
“Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, mampu mentriger perkembangan ekonomi daerah”, jelas Rohidin, di ruang kerjanya. Dia berharap, permasalahan yang ada di Pelabuhan Pulau Baai dapat segera diatasi, seperti pengerukan alur pelabuhan.
“Proses penanganan alur yang mengalami pendangkalan, saya kira harus dicari solusi yang permanen”, kata Rohidin.
Dengan lancarnya arus keluar masuk kapal, maka produktifitas pelabuhan semakin meningkat, dan eksport komoditas unggulan Provinsi Bengkulu, salah satunya komoditas kopi akan semakin baik, yang juga berdampak pada harga di tingkat petani.
Menjawab itu, Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Masassya menjelaskan, ada 2 opsi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yaitu KEK industri dan KEK pariwisata. Saat ini pihaknya sedang melakukan studi kelayakan terhadap kawasan ekonomi khusus itu. Setelah selesai, pihaknya akan kembali di diskusikan secara detail dengan gubernur, untuk selanjutnya dieksekusi.
“Kita belum memutuskan diantara dua tersebut. Saat ini kami sedang melakukan studi kelayakan, mana yang paling relevan dan paling cepat memberikan manfaat bagi Provinsi Bengkulu”, jelas Elvyn sembari tegaskan kalau visibility study pengembangan KEK akan selesai pada tahun ini. Selanjutnya, prosedurnya akan diteruskan ke kementerian terkait.
Soal pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai kata Elvyn, progresnya hingga saat ini sudah mencapai 80 persen dan awal Oktober dipastikan selesai. Kini pihaknya sedang mengkaji secara teknis, secara legal, secara komersial opsi lain. Agar pengerukannya tidak terlalu sering, tapi sedimentasi tidak banyak, dengan mempertimbangkan kondisi geografis Provinsi Bengkulu.(ADV/gmp).